Awalnya bertanya-tanya mengapa film ini tiba-tiba diwajibkan untuk ditonton oleh Dosen, termasuk saya di dalam nya. Ya, karena kewajiban, mau tidak mau akhirnya saya menonton.
Film ini awali oleh kisah tentang satu keluarga di salah satu daerah Jepang yang hidup layaknya keluarga zaman sekarang. Keluarga yg memiliki ketergantungan pada peralatan elektronik. Hingga suatu ketika karena sesuatu dan lain hal, seluruh dunia mengalami Mati Lampu. Bukan hanya Mati Lampu, namun juga mereka mengalami keterbatasan bahan makanan dan juga air. Satu per satu kerabat dan warga pun mulai meninggalkan Tokyo.
Karena tidak tahan dengan kondisi tersebut, mereka satu keluarga memutuskan untuk bersepeda menuju kampung orang tua dari Ibu mereka.
Kisah perjalanan mereka untuk bertahan hidup sampai kota kembali pulih mengajarkan kita akan 5 hal berikut:
1. Seringkali kita hidup bersama-sama dengan orang terdekat, namun sebenarnya kita tidak saling kenal
Adegan ketika mereka menemui jalan buntu di perjalanan, kemudian anak perempuan dari keluarga tersebut memberontak dan menyalahkan kan ayahnya. Sang ayah yang membela diri menjadikan suasana semakin memanas. Terjadi adu mulut antar ayah dan anak, hingga sang Ibu berteriak dan berkata ” Dari sejak pertama kali kalian lahir sampai sekarang. Ayah kalian memang keras kepala, selalu ingin didengarkan, begitulah ayah kalian. Kalian tidak mengenal ayah kalian”
Adegan ini seakan mengingatkan bahwa seringkali kita hidup bersama orang terdekat namun kita tidak mengenalnya.
2. Daripada mengutuk masalah yang datang, lebih baik fokus pada solusi permasalahan tersebut.
Masalah mati lampu menjadi sangat serius ketika kehidupan sangat bergantung pada listrik. Namun daripada terus menerus mengutuk mati lampu, lebih baik memikirkan cara untuk mencari solusi atau jalan keluar. Keluarga ini memutuskan mengayuh sepeda untuk pulang ke rumah orang tua ibu mereka.
3. Uang bukan lah segala nya
Dalam kondisi darurat bahan pangan, dan kebutuhan hidup. Maka uang tidak lagi menjadi berharga. Pada saat itu, sesedikit apapun bahan pangan akan menjadi berharga, karena orang hanya mau menukar makanan dengan makanan.
4. Kita masih bisa hidup dengan cara Tradisional
Hidup di era modern menjadikan manusia hidup dalam keadaan serba instan. Mau air panas ada dispenser, mau masak nasi ada rice cooker, mau masak makanan hewani, tinggal beli dari pasar. Film ini menyajikan sisi lain dimana untuk makan dan memasak makanan kita masih bisa menggunakan cara tradisional dengan menggunakan teknik mengasapi. Juga kita bisa survive dengan benar-benar mengetahui semua proses mulai dari menangkap hewan sebagai bahan makanan sampai mengolahnya
5.Orang tua kita selalu merindukan anak dan cucu nya apalagi di masa tua
Adegan menguras air mata terjadi ketika keluarga tersebut akhirnya sampai ketempat orang tua Ibu mereka. Terlihat raut bahagia sang Ayah melihat anak dan menantunya pulang. Dan lebih lagi bahagia bertemu dengan cucu-cucunya. Di masa tua, kebersamaan itu yg dirindukan para orang tua.
Film ini saya rekomendasikan untuk segala umur dan latar belakang. Nilai yang disampaikan cocok dengan kehidupan saat ini.
Selamat menonton…